Menulis Meredam Resah

Pernahkah kamu merasakan hidup tapi seolah mati? Sebagian pasti pernah. Sesungguhnya yang paling menakutkan bukanlah kematian itu sendiri, melainkan ketakutan untuk hidup di dunia.

Pernahkah kamu merasa benar-benar sunyi di tengah hingar-bingar dunia? Dikelilingi beraneka ragam manusia yang bergerak pada porosnya masing-masing? Senyap itu terjadi begitu saja, tanpa diminta datang dan tak bisa diminta pergi.

Ada pula suatu saat semua terasa begitu berat dan padat. Dada menjadi sesak dan sulit bernapas. Tuhan memberimu banyak polutan dan asap. Sebab hidup tak akan selamanya benderang, tak juga selamanya muram. Bagaimana cara menghabisi ketidaknyamanan itu?

Teman, hiduplah untuk tetap hidup. Mari beropini, mari bereksposisi, mari mulai menggores pena. Ceritakanlah seluruh isi hati dan pikiranmu pada kertas-kertas penuh warna kehidupan. Menulis adalah obat penyembuhan segala obat, setelah mengadu dan mengais kasih pada Tuhan.

Pada saat tertentu, kita diberi rambu untuk memandu pena. Namun jika tujuan menulismu adalah untuk obat luka dalam, langgarlah rambu itu sesekali. Biarkan uap-uap kotor yang memenuhi dadamu pergi mengangkasa. Jangan bersedih dan putus asa.

Bohong kalau kau bilang tak perlu obat. Setiap manusia butuh itu agar bisa tetap waras. Bohong jika kau bilang semua selalu baik-baik saja. Karena aku tau, kau juga sepertiku. Bisa goyah dan perlu peluruh sesak.

pexels-photo-14303.jpeg

Pun saat ini, tak tahu apa yang hendak kutulis. Yang kutahu, ini adalah bentuk penjabaran bahwa di setiap sudut dunia ada banyak hati yang sedang gersang, memerlukan pertolongan dan pelukan hangat seorang teman. Aku beropini, tulisan adalah bentuk pelukan hangat untuk dirimu sendiri. Sebuah bukti penghargaan diri yang teramat tulus karena aksara tidak pernah banyak menuntut.

Ia biarkan kata demi kata mengalir, meluncur deras tanpa jeda. Diselingi bulir bening yang tak pernah diminta hadir di sudut mata. Aksara, peluk ia sebentar saja agar bahunya tak lagi berguncang saat bersandar dibahuku.

Jangan biarkan ia sakit lagi, karena aku tau dia sedang berbohong. Dia tidak sedang baik-baik saja.

 

#ODOPbatch5 #onedayonepost #kelasnonfiksi

Ada Apa di Taman Ayodya?

Libur akhir pekan, tapi dana pas-pasan? Jangan sedih, banyak yang bisa kita jajaki di antara hutan beton pencakar langit Jakarta. Salah satunya adalah Taman Ayodya.

***

Akhir pekan adalah saat yang dinanti-nanti untuk berkumpul bersama keluarga dan anak-anak. Seperti saya, yang tidak pernah melewatkan momen tersebut dengan rekreasi. Namun apa jadinya kalau setiap Sabtu dan Minggu selalu pergi ke tempat wisata yang mahal ya? Tentu tidak baik juga untuk isi dompet. Alhamdulillah, anak saya pengertian sekali.  Yang penting, setiap libur pasti ada jatah ke luar meski hanya ke taman kota.

taman-ayodya

source: google

Sabtu pagi, saya mengajaknya rekreasi ke Taman Ayodya. Tempat ini terkenal juga dengan nama Taman Barito. Karena memang berlokasi di Jalan Barito, dekat dengan Plaza Blok M dan GOR Bulungan. Diresmikan pada Maret 2009 oleh Gubernur DKI Jakarta kala itu, Fauzi Bowo. Luas lahannya mencapai 7.500 meter persegi, dan ditengahnya ada kolam luas yang dilengkapi dengan air mancur yang menambah sejuk suasana. Kita juga bisa memberi makan ikan di kolam tersebut. Ada penjual yang berkeliling menawarkan satu bungkus kecil pelet dengan harga Rp 2.500,-

WhatsApp Image 2018-04-09 at 2.32.27 PM

Memberi makan ikan dengan pelet. Abaikan ekspresi si kecil yang lebay.

Dulu, di tengah kolam buatan ini ada perpustakaan terapung lho. Namun sayang, kesadaran pengunjung untuk menjaga fasilitas umum tetap terjaga masih rendah. Beberapa kali berkunjung, saya menemukan buku-buku banyak yang sobek dan rak semakin kosong. Entah kapan pastinya, perpustakaan terapung itu dibongkar.

 

Selain itu, ada apa lagi di Taman Ayodya?

f580d181-b465-47e3-8889-ead8b1bc4e1b

Fitness center, salah satu fasilitas di Taman Ayodya.

Hohoho… Banyak! Tak hanya disuguhi sejuknya udara di bawah pepohonan besar dan rindang, pengunjung juga disediakan fitness corner dan jogging track yang nyaman. Untuk buibu yang malas olahraga juga bisa duduk santai di pendopo, gazebo, atau di kursi-kursi kayu cozy sambil berinternet ria dengan wifi gratis. Jadi, bisa langsung update di instagram, facebook, dan media sosial lainnya. Cekrek-upload-cekrek-upload, hihihi…. Selagi internetan tiba-tiba ingin pipis? Jangan khawatir, sudah disediakan toilet yang bersih di beberapa titik. Atau tiba-tiba lapar setelah berolahraga? Di dekat taman banyak kaki lima penjual makanan dan minuman ringan.

 

WhatsApp Image 2018-04-09 at 2.32.00 PM

Wifi gratis

img-20180407-wa0002988032723.jpg

Hasil cekrek-upload dengan wifi gratis.

Soal parkir, pengunjung tidak perlu khawatir. Lahan yang tersedia cukup luas, yaitu di sekeliling taman. Bahkan mereka yang suka gowes juga difasilitasi dengan rumah sepeda untuk parkir.  

Bagi teman-teman yang ingin sejenak melepas penat dari riuh rendah kehidupan Jakarta yang semakin penuh polutan, saya sungguh merekomendasikan tempat ini. Apalagi sekarang, lahan terbuka hijau sudah semakin jarang ditemui. Anak-anak kurang memiliki tempat untuk berekspresi dan berlarian kesana-kemari. Jika beruntung, kita bisa menjumpai kupu-kupu cantik disela-sela tanaman yang indah. Kegiatan komunitas juga bisa diselenggarakan di tempat ini. So, tunggu apa lagi? Yuk, bersantai di Taman Ayodya!

 

#ODOPbatch5 #Onedayonepost #kelasnonfiksi #Jakarta #liburanmurahmeriah