Pernahkah kamu merasakan hidup tapi seolah mati? Sebagian pasti pernah. Sesungguhnya yang paling menakutkan bukanlah kematian itu sendiri, melainkan ketakutan untuk hidup di dunia.
Pernahkah kamu merasa benar-benar sunyi di tengah hingar-bingar dunia? Dikelilingi beraneka ragam manusia yang bergerak pada porosnya masing-masing? Senyap itu terjadi begitu saja, tanpa diminta datang dan tak bisa diminta pergi.
Ada pula suatu saat semua terasa begitu berat dan padat. Dada menjadi sesak dan sulit bernapas. Tuhan memberimu banyak polutan dan asap. Sebab hidup tak akan selamanya benderang, tak juga selamanya muram. Bagaimana cara menghabisi ketidaknyamanan itu?
Teman, hiduplah untuk tetap hidup. Mari beropini, mari bereksposisi, mari mulai menggores pena. Ceritakanlah seluruh isi hati dan pikiranmu pada kertas-kertas penuh warna kehidupan. Menulis adalah obat penyembuhan segala obat, setelah mengadu dan mengais kasih pada Tuhan.
Pada saat tertentu, kita diberi rambu untuk memandu pena. Namun jika tujuan menulismu adalah untuk obat luka dalam, langgarlah rambu itu sesekali. Biarkan uap-uap kotor yang memenuhi dadamu pergi mengangkasa. Jangan bersedih dan putus asa.
Bohong kalau kau bilang tak perlu obat. Setiap manusia butuh itu agar bisa tetap waras. Bohong jika kau bilang semua selalu baik-baik saja. Karena aku tau, kau juga sepertiku. Bisa goyah dan perlu peluruh sesak.
Pun saat ini, tak tahu apa yang hendak kutulis. Yang kutahu, ini adalah bentuk penjabaran bahwa di setiap sudut dunia ada banyak hati yang sedang gersang, memerlukan pertolongan dan pelukan hangat seorang teman. Aku beropini, tulisan adalah bentuk pelukan hangat untuk dirimu sendiri. Sebuah bukti penghargaan diri yang teramat tulus karena aksara tidak pernah banyak menuntut.
Ia biarkan kata demi kata mengalir, meluncur deras tanpa jeda. Diselingi bulir bening yang tak pernah diminta hadir di sudut mata. Aksara, peluk ia sebentar saja agar bahunya tak lagi berguncang saat bersandar dibahuku.
Jangan biarkan ia sakit lagi, karena aku tau dia sedang berbohong. Dia tidak sedang baik-baik saja.
#ODOPbatch5 #onedayonepost #kelasnonfiksi