Jika berkecimpung di dunia pemasaran, tentu Anda sudah tidak asing dengan istilah Marketing Strategy, Marketing Tactic, dan Marketing Value sebagai komponen utamanya. Ketiga hal tersebut jika ditelaah lebih lanjut akan menghasilkan pemikiran tentang paradigma dalam positioning atau strategi untuk memenangi dan menguasai benak pelanggan melalui iklan dan produk yang kita kampanyekan. Apa sebetulnya paradigma tersebut?
***
Paradigma secara harfiah berarti model atau bentuk. Jadi, paradigma pemasaran adalah model atau bentuk pemasaran yang dilakukan oleh marketing dalam menjual produk atau jasa yang mereka punya. Patokan yang digunakan adalah komponen utama pemasaran, yaitu Marketing Strategy, Marketing Tactic, dan Marketing Value.
Pada abad ini sudah terjadi pergeseran paradigma pemasaran, yaitu dari sistem lama menjadi baru. Mengapa hal ini sampai terjadi? Hal tersebut disebabkan oleh makin banyaknya tuntutan dari pelanggan terhadap pemasar dan tingginya tingkat persaingan bisnis. Berikut penjelasan apa saja perbedaannya:
- Paradigma Lama dalam Pemasaran
Terdiri dari tiga kata kunci, yaitu Positioning, Differentiation, dan Brand.
Awalnya, proses pemasaran suatu produk/ jasa hanya sesederhana ini.
Positioning
Adalah menancapkan informasi dan nama produk ke benak konsumen, contohnya seperti menyuarakan slogan. Contoh yang paling dekat dengan keseharian kita adalah slogan beberapa jenis produk dalam iklannya:
“Kuat Itu Pantene.”
“Kispray, Pilihan Istri Cerdas.”
Differentiation
Adalah memberikan identitas pembeda produk yang kita jual dengan produk sejenis, bisa dari segi fungsional atau tampilan fisik. Misal, antara detergen Rinso dengan SoKlin. Meski keduanya memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai bahan pembersih pakaian, namun ada perbedaan karakteristik yang spesifik. Rinso sangat kuat dengan karakternya sebagai detergen anti noda. Sedangkan So Klin juga berada di area keunggulannya tersendiri yaitu membersihkan dengan menjaga kelembutan serat kain.
Brand
Lalu yang terakhir adalah memberikan merk unik pada produk yang kita jual. Makin unik nama dan logo sebuah brand, produk akan semakin mudah diingat oleh konsumen. Sebuah brand yang sudah memiliki kekuatan yang mumpuni akan menjadi icon untuk produk sejenis. Misalnya seseorang akan cenderung menyebut merk “Aqua” ketika membeli air mineral dalam kemasan. Meski yang diberikan penjual adalah merk kompetitornya seperti Vit dan Total.
Pada praktiknya, strategi ini masih dirasa kurang efektif untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Karena itu muncullah paradigma pemasaran baru yang intinya adalah pendalaman pemahaman dan pengembangan variasi dari paradigma lama. Jika tidak mau tergilas roda persaingan, setiap perusahaan atau pelaku usaha harus dapat beradaptasi dengan perubahan ini.
Lanjut ke Part 2
#ODOP #Onedayonepost #kelasnonfiksi