Menjelang MRT Beroperasi: Opini Kaum Urban Jakarta

63e7ebf1-dc49-43f6-a9a4-703cc4c5bfb4_169

Awal April ini Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau depo Mass Rapid Transit (MRT) Lebak Bulus untuk melihat 12 rangkaian MRT yang baru saja didatangkan dari Jepang. Hal ini menjadi angin segar dan prestasi baru dalam ranah transportasi Ibu Kota setelah kesuksesan Bus Transjakarta yang sudah mencapai lebih dari sepuluh koridor. Pemprov DKI menargetkan moda transportasi baru tersebut dapat beroperasi pada Maret 2019.

Pada kesempatan itu, Anies menyampaikan harapan terkait pengoperasian MRT kelak. Salah satunya terkait kesediaan warga Jakarta untuk naik kendaraan umum agar dapat mengurangi kemacetan. Selain itu, MRT diharapkan menjadi melting pot (tempat melebur) warga jakarta dari berbagai kalangan. Mulai dari eksekutif hingga masyarakat lapisan bawah bisa berinteraksi disini. Semoga harapan Pak Gubernur bisa terwujud, ya.

2349ebe9-2b92-425e-94fd-63ec3168cbfe_169

Lalu apa yang terbayang di benak kami, sebagai warga Jakarta mengenai beroperasinya MRT?
Pertama, tentu penasaran ingin mencoba. Dan dengan bangga bisa berkata ke kaum ekspatriat, “Hey, Indonesia punya juga lho!”
Yang kedua, tentu ada perasaan lega. Karena pembangunan yang sempat mengakibatkan penyempitan ruas jalan ini sudah berbuah manis. Jakarta semakin ramah, tidak perlu takut lagi naik kendaraan umum jika sudah ada pilihan moda yang lebih aman, bersih, dan teratur.

Sebagai warga DKI, saya sungguh bersyukur. Pasalnya, jalur MRT tahap satu ini melewati sebagian besar rute yang saya lalui setiap hari. Stasiun terdekat dari kantor hanya berjarak sekitar lima ratus meter. Jalan layangnya persis berhadapan dengan jendela kerja ruangan kami. Ketika pengerjaannya masih 50%, saya dan teman-teman sering kaget karena tiba-tiba ada pekerja MRT berlalu-lalang di atas jalan layang tersebut. Pasti seru, jika nanti ada rangkaian kereta lewat ketika kami sedang serius bekerja. Hahaha…

images (5)

Kadang terlontar gurauan diantara kami.

“Nanti kita turun dimana Mbak, kalau berangkat kerja naik MRT?”

“Loncat!”

“Nanti ada jalur flying fox dari tengah rel ke jendela kita!”

“Turun di Lotte, jalan kaki sampai gerah, di kantor mandi lagi!”

Tentu tidak ada pilihan yang seratus persen menyenangkan. Seperti candaan kami itu. Karena jarak antarstasiun lumayan jauh, kami seolah dipaksa berjalan kaki supaya banyak bergerak. Tak apa berolahraga sedikit, toh kelak terbayar dengan kenyamanan, ketepatan waktu, dan keramahan petugas keretanya bukan?

 

#ODOPbatch5 #Onedayonepost #kelasnonfiksi #tantangan3(2)