Pisang Nugget Kece

Malam ini lumayan absurd buat saya. Galau karena hutang tulisan ODOP yang terus menghantui namun ide tak kunjung muncul. Padahal di minggu terakhir ada tiga tantangan sekaligus yang menanti dieksekusi.

***

Sambil membuat sketsa tulisan, saya mengobrol dengan Mama tentang bulan April yang hampir berakhir. Lantas berkelakar soal tanggal tua, yang membuat saya harus lebih berhemat. Namun entah mengapa obrolan menjurus ke pisang nugget. Tidak nyambung, bukan?

Kami teringat kedai Pisang Nugget Kece yang baru saja buka di ujung jalan Petogogan II, dekat rumah. Latah, saat itu juga saya memutuskan untuk membelinya. Bagaimana dengan penghematan dan tanggal tua? Ah, lupakan saja. Toh, ini bisa jadi materi tantangan review produk (makanan produk juga toh? Alibi!).

Yup, setelah sepuluh menit berjalan kaki  kami sampai juga di kedai tersebut. Kurang lebih begini penampakannya:

IMG20180424194135

Beberapa kali melewatinya, kedai ini terlihat sepi pembeli. Demikian juga malam ini. Ketika kami datang, mas penjaganya sedang duduk manis sambil minum kopi, santai bagai di pantai.

Kami diberikan daftar menu. Penasaran, apa saja yang dijual? Ada pisang goreng kekinian, pisang nugget, dan roti bakar. Awalnya sempat hampir kalap (mau pesan yang banyak, hihihi) ketika ditawari berbagai jenis topping karena semua pilihannya cukup menarik: tiramisu, cappucino, greentea, creamcheese, cokelat, almond, dan masih banyak lagi. Sayang tidak ada oreo yang merupakan favorit saya.

IMG20180424194105

Namun jangan bingung memilih, karena mas penjaga kedai sangat informatif. Ia bisa memberikan suggestion ke pembeli, rasa apa yang cocok dipadu-padankan. Jadi, satu porsi kita bisa pilih dua topping sekaligus. Atas sarannya, kami memesan pisang   nugget dengan topping tiramisu dan cream cheese. Saya meminta tambahan topping almond sangrai dan ekstra sirup rasa susu (baca: susu kental manis). Konon, rasa manis tiramisu akan blending dengan gurihnya krim keju.

Berkonsep “goreng dadakan” di gerobak, saya jadi bisa melihat cara pembuatannya. Diluar dugaan, bahan yang digunakan benar-benar premium. Untuk adonan tepungnya pelapisnya saja, ia menggunakan susu segar, bukan susu UHT apalagi air biasa. Inilah yang membuat kulit pisang lebih crispy dan tak mudah alot bahkan ketika sudah dingin.

Lima belas menit kemudian pisang nugget pesanan saya matang. Dengan tambahan topping almond slice sangrai yang lumayan banyak, saya hanya dikenakan tambahan harga Rp 5.000,-. Jadi harga seporsi yang terdiri dari empat potong pisang dengan tiga macam topping adalah Rp 23.000,-

IMG20180424195918

Topping almond yang maknyus dan kriuk, nyam!

Secara keseluruhan rasa cukup enak. Seperti yang penjual katakan, rasa manis pisang benar-benar nge-blend dengan gurih krim keju dan tiramisu. Ditambah sensasi kriuk-nya almond membuat saya ingin nambah lagi, lagi, dan lagi. So, harga tersebut sebanding dengan rasanya.

Cukup disayangkan, berjualan pisang nugget di area petogogan II dengan harga paling murah Rp 18.000,- dirasa agak mahal karena lingkungan tersebut adalah pemukiman dengan mayoritas warga dengan tingkat ekonomi menengah kebawah. Berbanding terbalik dengan Jl. Petogogan I yang sudah banyak terjamah kafe-kafe kekinian yang laris dengan pangsa pasar menengah keatas.

Satu lagi kekurangannya, kedai ini belum bermitra dengan Go-Food. Padahal peluang usaha akan berkembang lumayan besar karena lokasi dekat dengan wilayah perkantoran di Jalan Panglima Polim, Kebayoran Baru. Kalau mau tau lokasinya, dari arah pertigaan pasar Blok A masuk saja ke jalan Petogogan II. Tempatnya persis di seberang Jl. Lobak 2, deretan Koperasi Kedelai.

IMG-20180425-WA0006

Jadi, buat kalian yang berdomisili di Jakarta Selatan dan ngidam cemilan malam-malam, pisang nugget ini bisa jadi referensi lho. Apalagi jika ditemani segelas kopi pahit. Sungguh, surga dunia. Jangan lupa berbagi dengan teman kost-an ya 🙂

 

#Onedayonepost #kelasnonfiksi #tantangan4(1) #ODOPbatch5