Konsumen Cerdas di Era Digital

Di era digital seperti sekarang, perkembangan teknologi sangatlah pesat. Saya merasakan, dalam tujuh tahun terakhir situs-situs online shop ramai bermunculan. Jika dahulu pembeli biasanya menyambangi langsung toko penjual barang, maka saat ini berbelanja hanya cukup dilakukan dari rumah dengan bermodal akses internet. Metode ini juga didukung dengan cara pembayaran dan pengiriman yang mudah dan bervariasi.

***

online-1905889_960_720

 

Sekarang, hampir semua toko offline mengambil kesempatan untuk merambah pasar di dunia maya. Bagaimana dengan pelaku usaha yang tidak bisa mengikuti perkembangan teknologi ini? Dipastikan  cepat atau lambat akan gulung tikar karena persaingan sudah semakin menggila. Masih ingat dengan penutupan gerai Matahari Departemen Store di Manggarai dan Taman Anggrek pada akhir tahun 2017? Beberapa kompetitornya, seperti Lotus dan Ramayana juga mengalami hal serupa, menutup beberapa gerainya di Jakarta dan mencoba berekspansi ke luar Ibu Kota.

Sebenarnya ada beberapa faktor yang menyebabkan bisnis offline melemah. Seperti gaya hidup kaum milenial yang berubah dari fashion ke travelling, penurunan daya beli masyarakat, bertambahnya kesadaran orang untuk berinvestasi, dan yang paling penting adalah makin mudahnya akses untuk berbelanja secara online. Sebut saja Tokopedia, Lazada, Blibli, Buka Lapak, dan banyak contoh lainnya. Persaingan harga yang kadang tidak masuk akal dan banyak promosi menarik (seperti bebas ongkos kirim serta bayar ditempat) adalah contoh strategi ampuh agar calon pembeli tertarik. Cukup buka situsnya, pilih barang, lalu lanjut ke pembayaran. Sim salabim! Bahkan barang bisa sampai di hari yang sama dengan kurir instan atau ojek online.

Luar biasa bukan? Untuk apa berlelah-lelah datang ke toko kalau bermodalkan jempol atau mouse click saja bisa berbelanja? Tapi, setujukah kalian jika fenomena ini cenderung membuat orang-orang menjadi semakin konsumtif? Sudahkah kita menjadi konsumen cerdas di era digital?

Tanggal 20 April ditetapkan sebagai Hari Konsumen Nasional (info lengkap dapat dibaca di www.harkonas.id). Momentum ini sangat baik bagi kita sebagai konsumen untuk mulai berpikir cerdas dan bijak dalam berbelanja, terutama secara online. Apa saja yang dapat dilakukan supaya kantong tak cepat bolong dan terhindar dari praktik tipu-tipu yang marak terjadi? Yuk, kita bahas satu per satu:

 

  1. Bedakan kebutuhan dan keinginan.

Kebutuhan adalah ketidakberadaan kepuasan dasar pada suatu hal dalam diri manusia. Mau tidak mau kebutuhan harus dipenuhi agar kelangsungan hidup tetap terjaga. Contoh kebutuhan adalah makanan, tempat tinggal, dan pakaian. Keinginan adalah hasrat atas pemuas kebutuhan yang dihasilkan oleh budaya dan kepribadian individual. Keinginan boleh dipenuhi, boleh juga tidak. Karena hal ini tidak akan mengganggu kelangsungan hidup manusia. Contoh keinginan adalah membeli perhiasan, jalan-jalan ke luar negeri, dan lain-lain.

 

  1. Jadilah pembeli yang “smart”.

Saya sering lihat di toko online, penjual terang-terangan menulis, “BE A SMART BUYER.” Dengan huruf kapital bahkan diakhiri tanda seru (!). Hal ini bukan tanpa alasan, sering kali timbul kesalahpahaman akibat pembeli tidak teliti membaca deskripsi barang atau syarat dan ketentuan dari penjual. Tidak mau kan, kalau uang kita terbuang percuma karena barang yang dibeli tidak sesuai dengan harapan?

    

  1. Bandingkan dengan online shop lain

Jangan cuma terpaku pada satu toko online saja. Cobalah “jalan-jalan” ke toko lain. Bandingkan harga, sesifikasi barang, dan review yang sudah diberikan oleh pembeli lain. Siapa tau kalian mendapatkan produk sejenis dengan harga yang lebih menggiurkan.

 

  1. Manfaatkan momentum.

Rata-rata, toko online menggunakan alat promosi berupa diskon. Contoh, di Blibli ada yang namanya Tuesday Groceries, dan di Tokopedia ada Kupon April 2018. Sering-seringlah update info di toko langganan kalian. Manfaatkan momentum yang ada!

TG1004-Microsite

(Bukan pesan bersponsor) Source: Blibli.com

  1. Jangan tergiur harga murah.

Harga murah memang menarik, tapi jangan serta merta percaya begitu saja. Cek dahulu keaslian dan kondisi produk yang akan kalian beli, tanggal kadaluarsa (jika produk berupa makanan), dan ketersediaan barang. Bisa jadi harga murah karena stock terakhir atau tanggal kadaluarsa sudah dekat.

 

  1. Pilih kurir yang terpercaya.

Dengan memilih kurir yang terpercaya, berarti kita sudah berusaha meminimalkan resiko barang rusak akibat pengiriman atau barang sampai lebih lama dari estimasi. Jangan lupa, manfaatkan layanan asuransi yang ditawarkan. Biasanya, barang akan diganti hingga 10 kali harga pembelian jika ada kerusakan fatal atau barang hilang.

 

  1. Berlangganan di toko online yang kredibel.

Caril online shop yang ratingnya tinggi. Tidak pernah menolak pesanan, dan memiliki ulasan produk yang bagus. Jika sudah, berlanggananlah. Hal ini akan mempermudah jika kedepannya kita menemui kesulitan. Seperti terpaksa harus retur atau menukar barang.

 

WhatsApp Image 2018-04-14 at 7.10.03 PM

 

Pada intinya, berbelanja secara online memiliki kelebihan dan kekurangan. Semua tergantung pada tiap-tiap individu dalam menyikapinya. Jadi, yuk mulai pahami dan praktikan tujuh tips mudah tersebut. Seperti si Koncer, ikon konsumen cerdas. Kancil selalu memiliki seribu akal sehingga tetap terhindar dari bahaya. Semoga setelah membaca artikel ini, kalian bisa selalu smart dan bijak menggunakan kecanggihan teknologi digital tersebut.

 

#konsumencerdasdieradigital #tantangan2 #ODOPbatch5 #OneDayOnePost #kelasnonfiksi